Sejarah Gunung Singa Soreang Kab.Bandung

Sejarah Gunung Singa Soreang Kab.Bandung - Gunung Singa ini menjadi ciri bumi, karena terlihat megah. Tampak sekali terlihat dengan gagah mulai dari arah Warunglobak menerus ke barat sampai Cibayondah, Ciloa, Legokkeong, dan Caringin. Sementara itu di sisi tenggara-timur, Gunung Singa  terletak dari jarak 1.033 meter di atas permukaan laut. Sudah sejak lama juga bahwa Gunung Singa Soreang ini sudah menjadi tempat untuk rekreasi. Baik itu untuk keperluan camping, atau hanya sekedar hiking ke gunung.

Dari kejauhan, dinding batu tegak itu terlihat seperti kepala singa/harimau, raja belantara, yang menakutkan tapi gagah penuh wibawa, penuh karisma. Kegagahan bentuk bukit ini terbentuk karena adanya perpaduan warna batu abu kehitaman yang tidak ditumbuhi tanaman yang menyerupai wajah, dengan kehijauan di sekilingnya sebagai rambut dan bulu singa/harimaunya.

Boleh jadi karena kemegahah bentuk bukit yang menyerupai singa/harimau yang sedang duduk dengan kepala yang tengadah inilah yang menginspirasi para karuhun, para leluhur Soreang untuk menamai bukit batu ini Gunung Singa.

Sedikit Mengenai Sejarah Gunung Singa

Sejarah Gunung Singa Soreang Kab.Bandung
Sejarah Gunung Singa Soreang Kab.Bandung

Ketahuilah bahwa Kata singa atau singha, diserap dari bahasa Sanskerta simha, yang berarti singa, kuat, harimau, dan nama panggilan untuk batara Kala (Prof. Drs. S. Wojowasito, 1994. Kamus Kawi-Indonesia).

Dalam Kamus Kawi-Indonesia (Drs. Y.B. Suparlan, 1994), singha diserap dari bahasa Sanskerta simha yang artinya singa. Demikian juga dalam Kamus Kuna-Indonesia (L. Mardiwarsito, 1994), singha berasal dari bahasa Sanskerta simha yang artinya singa. Ka-simha-n, keberanian singa.

Dalam ajaran Hindu, Dewa Kalá adalah dewa penguasa waktu, putra Dewa Siwa. Dewa Kala sering disimbolkan sebagai raksasa berwajah menyeramkan, karena dapat memaksa semua orang, bila ada yang melawan karma, seperti kematian.

Karena raja dicitrakan sebagai titisan dewata yang karismatik, gagah, berani, dan mempunyai kekuatan untuk memaksa, maka raja pun banyak yang memakai kata singa atau singha, seperti Jayasinghawarman, menantu Prabu Dewawarman VIII dari Kerajaan Salakanagara, yang kemudian menjadi Raja Tarumanagara selama 24 tahun, mulai tahun 358 sampai tahun 382 M (Ayatrohaedi, Sundakala, 2005). Lanjut baca terus postingan "Sejarah Gunung Singa Soreang Kab.Bandung" ini sampai kebawah.

Nama tempat/toponim pun ada yang memakai kata singa, seperti Singajaya di Kabupaten Garut, Singaparna di Kabupaten Tasikmalaya, keduanya di Jawa Barat. Singaraja di Kabupaten Buleleng, Bali. Nama Negara pun ada yang memakai kata singa, yaitu Singapura. Bahkan tempat duduk rajanya pun dicitrakan sebagai tempat duduk yang penuh karisma dan penuh kewibawaan, sehingga disebuatlah singgasana. Menurut L. Mardiwarsito (1994. Kamus Kuna-Indonesia) kata singgasana diserap dari kata singhãsana.

Lereng tegak di sisi tenggara-timur Gunung Singa ini merupakan satu sisi batuan terobosan (intrusif) yang tersingkap. Karena berupa batuan pejal (lava) yang datang dari perut bumi (magma) empat juta tahun yang lalu. Magma itu batuan kental pijar yang masih ada di dalam bumi, atau yang dilontarkan ke permukaan bumi (Macdonald, 1972).

Magma itu sangat berkaitan dengan sumber panas yang ada di dalam bumi, yang berupa larutan silikat pijar, dengan suhu antara 900-1.100o C, mengandung gas, dan mudah bergerak, dengan pergerakan yang cenderung menuju ke permukaan bumi. Bila dalam perjalan menuju permukaan bumi, magmanya membeku di dalam, maka terbentuklah batuan beku dalam atau batuan beku intrusif. Apabila magma mencapai atau ke luar permukaan bumi, terbentuk gunungapi.

Gunung Singa Termasuk Gunungapi Purba

Batu Gunung Singa Soreang
Batu Gunung Singa Soreang

Gunung Singa termasuk gunungapi purba atau fosil gunungapi, karena gunung ini sudah tidak menunjukkan adanya kegiatan kegunungapian.

Namun, bukit ini memberikan beberapa petunjuk, bahwa semula, gunung ini merupakan gunungapi yang aktif. Disebut gunungapi purba karena gunungapi ini pernah aktif pada masa lampau, tetapi sekarang sudah mati, sudah tererosi bagian luarnya. Bahkan, karena tingkat erosinya yang kuat dan lama, sudah sangat lanjut, maka penampakan sisa tubuh gunungnya sudah tidak seperti gunungapi aktif saat ini yang berbentuk kerucut berkawah. Di lereng utara Gunung Singa, terdapat lava pejal, dan di dekat rungkun bambu, terdapat tiang-tiang lava yang besar.

Adanya magma yang kemudian membeku, merupakan ciri, bahwa pada masa lalu, setidaknya empat juta tahun lalu, Gunung Singa merupakan gunungapi aktif. 

Bukan hanya Gunung Singa yang berupa gunungapi purba, tapi juga kerucut-kerucut yang membentang dari Soreang sampai Cililin

2 Jenis Gunungapi Purba

Secara umum, gunungapi purba di kawasan ini dapat dibedakan berdasarkan material pembentuknya menjadi 2 jenis gunungapi purba.
  1. Pertama bukit yang dibangun oleh magma yang menerobos ke permukaan bumi lalu membeku, seperti Gunung Singa.
  2. Kedua, dan lebih banyak, yang berupa bukit yang dibangun oleh material letusan gunungapi yang sangat dahsyat, yang pernah terjadi kawasan ini, tapi entah di titik mana pusat letusannya yang berupa breksi.
Dalam Kamus Kebumian karya M.M. Purbo-hadiwidjoyo (1994), Breksi adalah batuan rombakan, tersusun dari pesusun kasar, bersudut, lebih besar dari pasir dan terekat oleh bahan yang berbutir halus.

Gunung Singa itu gunungapi purba, tubuh gunungnya berupa magma yang membeku di kedalam bumi, lalu bagian luarnya melapuk dan tererosi, menjadi bukit batu yang menjadi ciribumi kawasan Soreang.

Bagian dinding tegak yang berupa lava pejal di sisi tenggara-timur gunung inilah yang menyerupai wajah singa/harimau yang karismatik, gagah, sekaligus menyeramkan, yang menginspirasi penamaan bukit ini menjadi Gunung Singa.

Nah, itulah mengenai Sejarah Gunung Singa Soreang Kab.Bandung yang bersumber dari https://www.pikiran-rakyat.com/kolom-author/149/t-bachtiar. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di postingan selanjutnya. Terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gunung Singa Soreang Kabupaten Bandung

Gunung Singa Soreang Kabupaten Bandung 2020